Semenjak bertemu gadis itu, ada harapan-harapan baru yang mulai kumunculkan dalam hidupku. Sekarang impianku bukan hanya membahagiakan Mamah, tapi juga ingin membahagiakan diriku sendiri.
“Ivan….”
Kuhentikan langkah
sekarang. Kepalaku celingak celinguk mencari sumber suara yang serak parau
memanggilku.
“Ivan…”
Suara itu makin dekat
ditelingaku. 1 tahun sudah lewat, baru hari ini
kudengar seseorang disekolah memanggil namaku.
Gadis itu menepuk
pundakku. “Yeeee, ketemu lagi,” ujarnya cengengesan.
“Kok kamu tau namaku?
Tau dari mana?”
“Kemaren aku
cerita-cerita sama Kevin tentang pertemuan kita dibis eh tau-tau dia kenal sama
kamu padahal aku cuman ngasih tau ciri-ciri kamu doang ke Kevin,” jelasnya.
“Kevin Bagas…?,”
tanyaku meraba ingatan, “Kayanya dia temen SMPku,” ujarku lagi.
“Iya…!!! Oh jadi kalian
temen lama ya. Ya, ya, ya…”
“Aku Thesa,” lanjutnya
sambil mengulurkan tangan.
“Thesa…. Thesa… nama
yang bagus.”
“Oh iya, apa Kevin
pacarmu?”
“Sama sepertimu, dia
juga teman dari SMP. Cuman kita beda sekolah.”
“Bagus banget, untung
kalian ga pacaran,” gumamku.
“Apa? Kamu ngomong apa
barusan?” tanyanya penasaran.
“Ngga, aku ngga ngomong.”
“Tau ah Van!!!
Jelas-jelas tadi kamu ngomong.”
***
Setelah Thesa datang
dihidupku. Sepertinya waktu tak berjalan selambat kemaren. Sekarang malah aku
mau protes sama waktu yang jalannya kecepetan. Rasanya aku tak ingin meninggalkan
tempat ini.
***1
tahun kemudian***
Semakin kedepan semakin
jelas terlihat cinta segitiga diantara kami. Aku harus rela berbagi cinta
dengan Kevin.
Kami menyadari bahwa
ada cinta segitiga disini, tapi diantara kami tak ada yang mau mengalah.
Apalagi sampai menyerah untuk mendapatkan Thesa.
Seharusnya aku realistis
melihat keadaan. Dibandingkan denganku, Kevin sangat lebih pantas untuk Thesa.
Tapi, kukatakan ‘tidak’ meskipun aku dipaksa menyerah untuk mendapatkannya.
Sekarang, aku tak bisa hidup tanpa Thesa. Aku tak mau membiasakan diriku
tanpanya.
Banyak hal yang sudah terlewatkanku bersama
Thesa. Walau bersamanya sangat menyakitkan, aku rela menahan sakit itu agar
bisa terus ada disisinya. Ini tahun terakhir kami disini. Semoga setelah lulus,
Thesa juga pulang ke Indonesia melanjutkan study diperguruan tinggi yang ada di
Indonesia agar aku bisa bersamanya lagi. Walaupun tidak, aku tetap menunggu
sampai dia kembali ke Indonesia.
===bersambung===
0 Response to "Izinkan Aku Hidup (Episode 2 dari 14)"
Posting Komentar